ANTARA GOLONGAN DARAH DAN KESELAMATAN AQIDAH MANUSIA
Catatan Awal: Untuk segera mengetahui inti masalah silahkan membaca point
A dahulu setelah itu langsung meloncat ke Point D. Tapi untuk melihat lebih
detail alasan yang dikemukakan, silahkan membaca sepenuhnya. Semoga bermanfaat.
Dan untuk melihat tulisan lebih rapi terutama pada data statistik yang ditampilkan, silahkan download versi PDF di alamat
http://www.ziddu.com/download/19828715/AntaraGolonganDarahdanKarakteristikManusia.pdf.html
A. Latar Belakang
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Yang Maha
Esa. KepadaNyalah semua tunduk dan sujud untuk memenuhi perintahNya baik ikhlas maupun terpaksa. Semoga
Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad beserta keluarga
Beliau, para sahabat Beliau serta para pengikut Beliau yang setia untuk
berjalan di atas sunah Beliau hingga hari kiamat.Amma ba'd.
Tulisan ini merupakan secuplik huruf yang bisa saya untai
sebagai sebuah sinyal untuk memberikan sedikit pintu perenungan dan sharing
kepada pembaca sekalian. Tidak bermaksud menghukumi sesuatu, akan tetapi
sedikit memberikan gambaran agar direnungkan. Semoga Allah memberikan petunjuk
kepada kita semua.
Berawal dari perbincangan sore hari antara saya (penulis) bersama
dengan dua orang sahabat. Perbincangan itu cukup menarik, karena baru saat itu
saya ketahui bahwa tipe darah manusia memiliki sebuah ciri dan kemampuan membentuk
sifat-sifat manusia. Gayung pun bersambut, tak beberapa lama kemudian saya
menerima artikel yang cukup menarik tentang ciri khas manusia berdasarkan tipe
golongan darahnya. Dinyatakan dalam artikel itu bahwa Golongan Darah O adalah
seperti ini dan itu, begitu pula A, B dan AB. Dalam perbincangan sebelumnya
dinyatakan, bahwa hal ini dapat juga membantu memilih istri/suami yang cocok
untuk pasangannya. Karena boleh jadi orang dengan Golongan Darah O tak cocok
untuk sesama O melihat ciri khasnya, begitu pula sebaliknya bahwa orang berdarah
A mungkin sekali cocok dengan golongan AB.
Saya pun penasaran. Penasaran ini terus melecut diri untuk
berpikir, apakah hal ini tak masalah dalam syariat dan masuk akal secara ilmiah? Dalam artikel itu dinyatakan yang intinya
percaya atau tak percaya bukan pemaksaan bagi pembaca. Saya kembali berpikir, bukan
masalah pemaksaan atau tidaknya tapi dampak yang akan terjadi pada manusia
apabila membacanya. Bukan hanya dampak sosial saja, akan tetapi lebih dalam
dari itu, bagaimanakah dampak akidahnya?
Maka dari itu, saya mencoba mencari referensi atas keresahan hati ini. Karena
saya sendiri merasakan ketidaknyamanan setelah membaca keterangan tersebut.
Boleh jadi apa yang terjadi pada diri saya adalah merasa superior daripada yang
lain karena golongan darah saya, boleh jadi juga saya merasa inferior setelah
melihat beberapa kekurangan telak yang terjadi atas golongan darah saya. Dan
dari latar belakang inilah saya kemudian mencari dan bertanya-tanya, Alhamdulillah
saya mendapatkan beberapa referensi yang mendukung jawaban atas pertanyaan
saya yang insya Allah akan dipaparkan pada sub bab berikutnya.
B. Polemik Antara
Dunia Ilmiah dan Perdukunan
Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120). Ayat ini menerangkan bagaimana
kebencian orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap Islam, sehingga mereka dengan
berbagai cara berusaha membelokkan Hamba-hambaNya untuk tidak memeluk Islam dan
Syariat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya[1]
menyatakan bahwa khithah (sasaran pembicaraan) ayat ini ditujukan kepada
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, tetapi perintahnya ditujukan
kepada ummatnya (h. 242). Masih dalam pernyataan Ibnu Katsir (h. 242) bahwa
mayoritas fuqaha menyatakan bahwa semua kekufuran itu adalah suatu millah (agama).
Hanya saja agama mereka adalah agama yang “tidak diridhoi” di sisi Allah.
Sudah merupakan sunatullah bahwa mereka tidak senang dengan
agama Islam dan berusaha menyimpangkan aqidah umat yang lurus untuk menghadap Robbul
‘alamin ini dengan berbagai cara. Para musuh Islam juga memahami bahwa lemahnya
kekuatan Islam ada pada hancurnya aqidah/keyakinan mereka. Hingga mereka pun
menyerbu guna merusak aqidah melalui jalur yang seakan-akan sesuatu yang tidak
ilmiah dijadikan sebuah fenomena ilmiah untuk tujuan tertentu khususnya dalam
memberikan keraguan terhadap syariat Islam.
Secara khusus di Indonesia, banyak juga suatu hal yang
menyimpang di luar Islam dijadikan seolah-olah hal ini adalah ilmiah
hingga Islam pun bisa menerimanya. Mereka berusaha sekuat mungkin untuk
membodohi umat Islam dengan cara ilmiah untuk menghancurkan aqidah umat dan
ujung-ujungnya adalah mencari keuntungan materi belaka. Hingga pada akhirnya
perdukunan, paranormal dan sihir marak dimana-mana.
Di Indonesia, suhu mistik masih tinggi dan sangat digemari
oleh masyarakat pedesaan. Adapun orang yang berpendidikan tinggi dan takut
dicela dan dipandang rendah karena mempraktikkan ilmu perdukunan dan sihir,
maka ia mengaku mengklaim bahwa apa yang dia lakukan adalah bagian dari praktik
ilmu fisika atau kimia. Sebagaimana praktik Ilmu Reiki dan Yoga yang mereka
katakan bahwa hal itu berkaitan dengan ilmu fisika dan kimia yang saling bereaksi
dalam tubuh[2]. BENARKAH
DEMIKIAN??
Dalam catatan kaki pada Buku Jin, Sihir & Ruqyah
Syar’iyyah[3],
dinyatakan bahwa seorang mantan Master Reiki yang telah bertaubat membeberkan
sejumlah masalah mendasar tentang bukti keilmiahan Reiki. Dalam buku
banyak disebutkan tenaga Reiki adalah berasal dari kekuatan tubuh dan itu merupakan
bagian dari ilmu fisika yang terjadi pada tubuh. Pada buku itu disebutkan bahwa
energi yang disalurkan adalah hasil dari pembakaran zat-zat makanan. Maka
seorang mantan Master Reiki bernama Perdana Ahmad menyatakan bahwa,
“Memang benar jika tubuh ini memiliki impuls-impuls
listrik, sebab dengan impuls listrik saraf-saraf simpatetik, parasimpatetik
atau saraf neurotransmitter dapat bekerja dengan baik untuk menyampaikan pesan
dari tubuh ke otak dan sebaliknya. Tapi kalau hendak dikejewantahkan dengan
senam pernafasan tenaga dalam dan bisa membesarkan energi listrik tubuh hingga
bisa menjadi tenaga dalam, terlalu mengada-ada dan terlalu mencari pembenaran,
sebab seluruh kerja sistem fisiologis dalam tubuh dengan tatanan di dalamnya
sudah merupakan sunatullah berada kesimbangan yang telah ditetapkan oleh Allah.”
Bukan hanya masalah
impuls listrik yang dikaitkan dengan tenaga dalam dan fisika saja yang marak untuk
pembodohan masyarakat guna kepentingan bisnis. Bahkan banyak pula praktisi yang
“mengilmiah-ilmiahkan” pembacaan garis tangan[4]
dan hal ini pernah penulis ketahui sendiri.
Begitu pula termasuk gelang keramik atau gelang kesehatan yang banyak
dipromosikan dengan harga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Mereka katakan
bahwa gelang itu bisa menghilangkan diabetes dan juga menyehatkan badan. Dulu
seseorang yang penulis kenal juga pernah memakai itu, akan tetapi diabetesnya
juga tinggi bahkan terus di atas normal, akhirnya penulis meminta melepaskannya
karena tidak berfaedah sama sekali dan masuk ke dalam kategori syirik. Hal ini
sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam tatkala
melihat sahabatnya memakai sebuah gelang dari kuningan. Setelah Rasulullah
menanyakan “Celaka, Apa itu?” sahabat menjawab, “Ini untuk kekuatan tubuhku”,
maka Rasulullah dengan keras bersabda, “Lepas!! Karena sesungguhnya itu
tidak menambah kepadamu kecuali kehinaan saja. Sesungguhnya jika kau mati sementara benda itu mash ada bersamamu,
niscaya kau tidak akan beruntung selamanya.”[5]
Begitupula suatu
hal yang menyerupainya yang akan kita bahas, yaitu “Kondisi psikologis manusia
dan karakternya dilihat dari golongan darahnya”. Benarkah hal itu ilmiah? Sebenarnya
yang dapat menjawab dengan pasti secara ilmiah adalah dokter atau praktisi
medis. Akan tetapi penulis di sini hanya ingin mengemukakan ‘hipotesa’ bagi
kalangan ilmuwan bedasarkan pengamatan yang penulis lakukan dari segi aqidah. Karena
kapasitas penulis yang tidak mampu untuk membuktikannya dari segi medis dan
ilmiah pada tataran ini.
C. Urgensi Islam Menolak Paranormal
Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui, tentu memiliki
alasan jelas tentang mengapa umat Islam diharamkan untuk datang kepada
paranormal yang dengan kepura-puraannya mengetahui hal-hal yang ghaib dan
memastikan hal-hal yang belum dapat dipastikan. Kita sebagai orang yang beriman
hanya tunduk dan patuh serta mengatakan “kami dengar dan kami taati, ampuni
kami Ya Allah dan hanya kepadaMu lah kami kembali.[6]”
Larangan untuk mendatangi paranormal, telah dinyatakan oleh
Rasulullah Shalallahu ‘alah wasallam, bahwa Beliau bersabda, “Siapa
saja mendatangi paranormal, lantas bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka
tidak di terima shalatnya selama empat puluh hari.[7]” Itu
baru mendatanginya saja, bila mempercayai apa yang dinyatakannya maka
Rasulullah shalallahu ‘alaih wasallam bersabda, “Siapa saja
mendatangi paranormal atau dukun, lantas dia mempercayai apa yang
dikatakannya, sungguh dia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan
kepada Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.”[8]
Larangan mendatangi paranormal ini berlaku umum, baik yang tradisional
seperti para dukun yang banyak tinggal di pedesaan dan ‘Sok Tau” tentang
apa-apa yang akan terjadi pada wilayahnya, masyarakatnya dengan menggunakan
sarana keris, kembang pitung taman, air pitung sumur dan sebagainya atau yang
modern seperti Mama Louren, dkk. Begitu juga semua hal yang tak bisa dibuktikan
keilmiahannya, atau belum paripurna dalam membuktikan sesuatu itu ilmiah,
seperti Palmistry dalam konsep Barat yang menyatakan bahwa bintang
gemintang memilik energi saling terkait yang mampu menguak rahasia alam bawah
sadar manusia dan sebagainya. Begitupula Shou Xiang dalam konsep Barat
atau Feng Sui[9].
Saat ini telah banyak buku-buku Feng Sui dijual di pasaran dan di
dalamnya terdapat pembenaran ajaran itu seakan-akan seperti berpengaruh antara
kesehatan dengan kondisi kimia dan fisika. Hal ini pernah penulis dengar dari
lisan dosen yang mengaku sangat ahli Feng Sui dalam konteks Kejawen[10].
Dikatakan bahwa tangga yang baik harus ganjil, adalah merupakan sebuah kondisi
bangunan yang dapat menyehatkan kaki yang melangkah pada tangga itu karena gerakan
otot kaki yang sebenarnya dihitung genap sehingga mendapat porsi yang sama. Misal
anak tangga adalah tiga, maka langkah kaki total dihitung empat dan ini
merupakan sebuah cara untuk menyehatkan otot kaki. Secara ‘ilmu gathuk[11]’
mungkin tepat, tapi secara ilmu kedokteran perlu ditinjau ulang, apalagi secara
ilmu aqidah ini sangat menyimpang sebab pada dasarnya diambil dari
kitab primbon yang di dalamnya banyak kekufuran.
D. Darah dalam Pandangan Ilmu Aqidah Islam
Allah Yang Maha Mengetahui telah menyatakan bahwa darah di dalam manusia
ini mengalir bagai sungai. Darah pun juga termasuk sesuatu hal yang memiliki
peran besar dan sangat perlu untuk dijaga.
Salah satu fungsi darah adalah sebagai komponen dasar untuk membentuk
jasad anak-anak Adam[12].
Allah Ta’ala berfirman (artinya),
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Q.S Al-Mu’minuun: 14).
Pembentukan jasad
‘calon manusia’ ini dimulai dari darah berukuran sangat mini (ovum) yang
menggumpal setelah dibuahi oleh sperma laki-laki. Lalu oleh kuasa Allah Ta’ala
darah itu dibentuk menjadi segumpal daging dan daging itu mengeras, lalu daging
yang mengeras menjadi tulang-belulang, lalu tulang itu dibalut lagi oleh daging
hingga Allah Ta’ala menjadikannya makhluk yang bentuknya sangat berbeda
dari awalnya yakni yang hanya berupa darah serta cairan yang menjijikkan. Ayat-ayat
yang menjelaskan tentang penciptaan ini sangat banyak, yang menyebutkan kata “ad-Damu”
(darah) juga tidak sedikit. Dan di Surat Al-Mu’minuun: 14 disebutkan kata Al-Qotan.
Darah di dalam Islam juga berfungsi sebagai alat transportasi. Islam
menyatakan darah itu mengalir bagai sungai dan juga membawa apa yang dibawanya.
Dalam riwayat Sahih Bukhari yang cukup panjang, Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “...Sesungguhnya setan itu mengalir dalam
diri manusia pada aliran darahnya, dan sesungguhnya aku takut setan
memasukkan sesuatu kepada diri kalian berdua.[13]”
Dalam Islam juga
dinyatakan sebuah keterangan, bahwa jantung adalah kumpulan darah dan berperan
penting untuk kehidupan manusia. Dalam kata bahasa Arab, jantung itu disebut Al-Qalb[14] yang
dalam terjemahan bahasa Indonesia sebenarnya adalah “Jantung” bukan hati yang
selama ini dinyatakan dalam sastra dan Bahasa Indonesia. Sedangkan Hati dalam
Bahasa Indonesia, maka bila diterjemahkan dalam Bahasa Arab adalah Al-Kabid.
Sehingga, kita bisa mengetahui bahwa Islam juga menyatakan “Jantung” sebagai organ
tubuh yang berperan penting dalam kehidupan dan dalam aktivitas darah itu
sendiri. Pernyataan pentingnya “Jantung” di sini dinyatakan dalam hadits. Dari
Nu’man ibn Basyir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “...Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal
daging, jika ia baik seluruh tubuh akan baik jika ia rusak seluruh tubuh akan
rusak. Ketahuilah dialah Qalbu (Jantung).[15]"
E. Polemik Golongan Darah dan Karakter
Manusia
Sebagaimana dinyatakan dalam banyak artikel, bahwa Golongan Darah Manusia
pun dapat menunjukkan ciri-ciri Sang Empunya beserta karakternya. Sebagaimana orang
yang memiliki golongan darah “Z” (misalnya) memiliki kelebihan begini dan
begitu dan kelemahannya begini dan begitu. Ada pula yang dirinci hingga detail sampai-sampai
Golongan Darah A, B, AB, dan O masing-masing cocok untuk bekerja di sini dan
situ, jodohnya dengan pasangan bergolongan darah ini dan itu[16].
Menurut beberapa sumber, golongan darah memang sangat erat hubungannya dengan
karakter manusia karena darah menghasilkan antbodi dan antigen. Dalam darah
juga mengandung bermacam-macam sari makanan (seperti protein) dan juga Oksigen
yang dialirkan ke otak dan saraf dan mempengaruhi kinerja tubuh seseorang selanjutnya
akan terpancar dari sikap seseorang dan interaksi sosialnya.
Tampaknya memang
ilmiah, akan tetapi apakah hal ini memang benar-benar ilmiah dan bisa diterima
aqidah??? Kalau jawaban yang pertama, hanya dokter atau pakar medis yang bisa menguak
fakta tersebut. Akan tetapi yang kedua saya berusaha untuk mengemukakan
pendapat saya berdasarkan nash yang ada.
F. Dalil Syar’I Bahwa Allah Tidak Mendzalimi
Hamba-HambaNya
Dalam Al-Qur’an, Surat Yunus: 44 Allah berfirman (artinya), “Sesungguhnya
Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah
yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.” Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu
‘anhu juga meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam
menyatakan dari Allah yang telah berfirman[17],
“Hai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman atas diriKu dan
aku menjadikannya di antaramu haram, maka janganlah kamu saling menzalimi!”[18]
Telah jelas bahwa Allah mengharamkan atas diriNya kezaliman begitupula
atas hamba-hambaNya. Maka, menjadi sebuah dasar berpijak bahwa Allah
menciptakan seluruh makhluk pada awalnya adalah dalam keadaan baik dan mereka
menjadi buruk bukan karena penciptaannya tapi karena proses kehidupannya. Dan
itu hanyalah dialami oleh Jin dan Manusia, selain mereka semua makhluk adalah tetap baik! maka
dari itulah Jin dan Manusia disebut sebagai makhluk mukallaf. Ingat akan Sabda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam “Wahai Manusia, sesungguhnya
Allah Maha baik dan tidak menerima kecuali yang baik.[19]”
Sekarang coba renungkan, apakah ini sebuah kebikan penciptaan?
Bila golongan darah tertentu memilik sifat tertentu, maka pasti sifat itu
dibawa mulai dari lahir karena golongan darah itu sudah ada tatkala manusia itu
lahir. Sebagaimana secara medis bahwa bayi yang lahir telah memiliki darah yang
mengalir beserta golongan darahnya. Sehingga kini coba renungkan apabila bayi
yang lahir harus memiliki sifat yang demikian:
Di dalam sebuah website dinyatakan bahwa orang yang memiliki suatu golongan
darah tertentu memiliki ciri “terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi,
tapi selalu cemas (karena perfeksionis) yang kadang bikin orang mudah sebel.”
Dalam golongan darah yang lain ia memiliki sifat “nyleneh dan berkepribadian
ganda” (adapun baiknya tak usah disertakan dalam tulisan ini). Dalam website
yang berbeda golongan darah yang sama dengan website pertama menunjukkan
ciri-ciri yang sama, akan tetapi dilengkapi dengan yang lebih detail lagi yaitu
“lagi-lagi ini sifat nyeleneh golongan darah X yang gw banget! dan suka
berdiri di tengah ruangan”. Dan pada golongan darah yang lain lagi
seseorang memiliki potensi “Gak mau ngalah[20]”
Nah, pertanyaannya?
Apabila golongan darah itu sudah muncul sejak lahir, berarti golongan
darah itu juga membawa sifat sebagaimana dinyatakan oleh “ilmuwan”.
Sehingga bila ciri golongan darah AB menyebalkan misalnya, maka bila sang anak
sudah besar ia akan punya sifat menyebalkan. Walaupun lingkungannya baik dan
dia ditumbuhkan pada pendidikan yang baik, maka dia akan tetap menyebalkan
hanya tingkat menyebalkannya betingkat-tingkat. Bila penddidikannya buruk maka
tingkat menyebalkannya semakin tinggi?
Bila dijawab tidak demikian...
Bagaimana mungkin golongan darah membentuk potensi sifat itu adalah Benar?
Bila dijawab iya...
Berarti su’udzan
kepada Allah, bahwa Dialah yang memberikan potensi keburukan pada manusia mulai
sejak dari lahirnya. na’udzubillah min dzaalik.
G. Fakta Bahwa Sifat yang Dibawa Golongan
Darah Hanyalah Trik Ramalan
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Poin B, bahwa saat ini hal-hal yang
bersifat syirik, klenik dan khurafat seakan-akan dibuat ilmiah. Mari kita lihat
fakta yang ada, “Di Jepang , ramalan tentang seseorang lebih ditentukan oleh
golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa? Katanya, golongan darah itu ditentukan oleh
protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh kita dan oleh karenanya
juga menentukan psikologi kita.[21]”
Setelah kalimat
yang digaris bawah itu adalah merupakan kalimat yang dipaksakan untuk
menjadikan kalimat itu tampak ilmiah. Tapi pada dasarnya sifat dan karakter
seseorang yang ditentukan atas golongan darah adalah “RAMALAN” yang
harus dijauhi oleh umat Islam.
H. Dasar Metode Ilmiah
Secara metode ilmiah, sebuah pernyataan didasarkan atas sebuah temuan
penelitian yang valid. Salah satu ukuran untuk menentukan validitas data adalah
dengan memahami variabel-variabel yang ada. Tentu variabel ini harus saling
terkait dan keterkaitan ini didasarkan atas penelitian terdahulu atau atas validitas
data yang diuji oleh alat analisis. Apabila ternyata antar variabel dinyatakan lemah
atau bahkan tidak ada hubungannya, tentu saja pernyataan itu tertolak.
Maka apakah RAMALAN CUACA itu haram dalam Islam?
Mayoritas para ulama menyatakan TIDAK karena tentu ramalan cuaca itu
diperkirakan berdasarkan metode ilmiah dimana Islam sangat menghargai itu.
Selanjutnya tidak memastikan apa yang akan terjadi dan hanya digunakan
untuk perkiraan serta antisipasi saja.
Selain itu, metode prakiraan cuaca didasarkan dengan menggunakan variabel
yang saling terkait dan ilmiah[22].
Variabel itu adalah Suhu Udara untuk menentukan tingkat kondensasi awan,
kelembapan untuk menentukan intensitas hujan dan arah serta kecepatan angin
untuk menentukan titik berkumpulnya awan. Sehingga dengan variabel-variabel
yang terukur ini, dapat ‘diperkirakan’ akan turun hujan atau tidak. Tentu
variabel-variabel ini memiliki hubungan dekat, kuat dan erat dengan hujan.
Sehingga bila kita mengukur intensitas cahaya rembulan untuk meramalkan
hujan, maka hal ini adalah “Nyeleneh” dan tidak berdasar, sebab cahaya bulan
tak ada hubungannya dengan hujan. Walau mungkin bisa saja cahaya bulan ada
hubungannya, tetapi sangat jauh dan seakan-akan dipaksakan. Bisa saja orang
berkata, bahwa tatkala intensitas cahaya bulan tinggi maka bulan itu purnama,
maka pasang akan maksimal dan penguapan banyak terjadi serta awan berkumpul
lalu potensi hujan.
Dari pernyataan paragraf di atas, bila kita cermati bukan cahayanya yang
membuat potensi hujan. Akan tetapi justru karena graftasi bulan itu sendiri.
Apabila kita mengukur intensitas cahaya bulan untuk memperkirakan potensi
hujan, boleh jadi akan meleset jauh. Sebab bila lampu-lampu di sekitar
pengamatan itu menyala terang, tentu saja intensitas cahaya bulan sangat kecil
walau bulan itu purnama, dibanding intensitas cahaya bulan sabit tatkala gelap
gulita di tengah malam. Maka sesuatu hal yang terlalu jauh variabelnya, tidak
bisa dijadikan bahan ilmiah untuk menentukan sebuah keputusan.
Sehingga dalam konteks membaca karakter berdasarkan golongan darah manusia
apabila ada yang menganggapnya ilmiah terletak dimananya? Apakah karena darah
mengeluarkan protein, antibodi, antigen, rhesus atau yang lain lantas langsung
diklaim bahwa kesemuanya itu berpengaruh pada karakter manusia?
Kalau memang ada yang menyatakan memang berpengaruh, adakah penelitian
yang valid untuk menerangkan bagaimana hubungan protein itu dengan sifat
manusia. Bagaimana pula reaksi biokimia yang dihasilkan untuk mempengaruhi
saraf? saraf apa saja yang menerimanya, umum atau tertentu? protein apa saja
dan unsur darah apa saja yang mempengaruhinya? Maka, belum tampak sebuah
penelitian pun yang penulis cari baik dalam maupun luar negeri yang diposting
di media umum untuk menerangkan hal ini. Malah yang banyak adalah pakar
psikologis yang dia langsung “menyatakan” pendapatnya tanpa menerangkan
sebab-sebabnya dan proses pembentukan karakter itu berdasarkan protein darah
yang dihasilkan oleh golongan darah tertentu.
Maka, membaca
karakter manusia melalui golongan darahnya adalah merupakan suatu yang
diada-adakan dan dipaksakan oleh sebagian kalangan kepada manusia agar mereka
menjadi sempit dalam menilai seseorang. Allahu a’lam.
H. Dasar Logika
Secara logika bisa dinyatakan dengan pertanyaan sebaga berikut:
Apabila ada orang yang mukanya merah karena malu, apakah seseorang yang
bermuka merah itu berarti pemalu?
Orang yang sehat tentu menjawab tidak! Selama dia tidak merasa malu, maka
dia pun memiliki wajah sebagaimana biasa. Merahnya wajah karena malu, berbeda
dengan orang yang memang sudah memiliki wajah kemerah-merahan, tidak bisa orang
itu disimpulkan memiliki sifat pemalu. Saat ini berapa banyak orang Eropa dan
Amerika yang berwajah kemerah-merahan tidak punya malu? telanjang di depan umum
dan melakukan hal-hal asusila?
Maka hal yang sama juga patut ditanyakan kepada orang yang bergolongan
darah O, B, A dan AB. Apakah sifat pemarah itu karena golongan darahnya?
Apabila kita sebagai orang yang beriman, maka kita akan lebih dalam lagi
menanyakannya. Yaitu terlebih dahulu kita renungkan Sabda Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam, “...Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika
ia baik seluruh tubuh akan baik, jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak.
Ketahuilah dialah Qalbu (Jantung).” Apakah memang Allah Ta’ala membuat
hati manusia “saat dilahirkan” di dunia ini ada yang baik dan ada yang
buruk? Maka marilah kita renungkan
hadits berikut ini, bahwa Rasulullah Shalallau ‘alaihi wasallam bersabda
(artinya), “Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah
dan ibunya-lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.”[23]
Sehingga, patutkah kita mengkambing hitamkan golongan darah yang notabene telah
Allah ciptakan sebagai modal bagi manusia untuk hidup yang pada dasarnya adalah
fitrah?
Padahal bila kita lihat potensi beberapa golongan darah ada yang
menyatakan “menyebalkan” “nyeleneh”, dan potensi negatif lainnya (walau ada
yang positif). Maka kalau bibitnya saja sudah buruk dan menyimpang dari fitrah
Islam, apakah perkembangannya bisa baik? dan bila modal sudah buruk, maka sebenarnya
tidaklah patut manusia disalahkan dan divonis ke neraka. Akan tetapi
ternyata kebenaran Allah Yang Maha Benar menyatakan bahwa Ia telah menciptakan manusia
dengan sebaik-baiknya, sebagaimana Ia berfirman, “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At-Tiin: 4),
maka bila manusia berbuat buruk Allah pun berfirman, “Sesungguhnya Allah
tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang
berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Q.S Yunus: 44).
I. Dasar Perhitungan Statistika
Dalam Wikipedia Indonesia[24]
dinyatakan sebuah analisa statstik tentang penyebaran golongan darah di
seantero dunia. Dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:
Populasi
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
Suku pribumi Amerika Selatan
|
100%
|
–
|
–
|
–
|
45.0%
|
21.4%
|
29.1%
|
4.5%
|
|
44.4%
|
55.6%
|
–
|
–
|
|
42.8%
|
41.9%
|
11.0%
|
4.2%
|
|
22.0%
|
24.0%
|
38.2%
|
15.7%
|
|
18.2%
|
54.6%
|
4.8%
|
12.4%
|
Sumber: Wikipedia Indonesia
Dari tabel di atas bila dihubungkan dengan karakter manusia di dunia
tampak kurang cocok untuk kondisi wilayah. Ambil saja angka ekstrem yaitu yang
bergolongan darah O. Bahwa Suku Pribumi Amerika Selatan seharusnya bila
dikaitkan dengan karakter yang ada adalah paling maju, dan dia lebih maju dari
Amerika Serikat sekalipun. Akan tetapi justru di Meksiko, Brasilia, serta
wilayah Amerika Latin lainnya kalah bersaing dengan orang Amerika Utara dan
Skandinavia dalam upaya untuk maju dan bergerak untuk membangun negerinya.
Orang yang memiliki golongan darah A terbanyak misalkan adalah Suku
Aborigin, dinyatakan bahwa golongan darah ini adalah keras dengan perincian
sifat-sifatnya serta tempramen tinggi. Akan tetapi bila dibandingkan dengan
golongan darah terkecil yaitu orang-orang vietnam, maka kita bisa tercengan
bila membaca buku-buku sejarah perang Vietnam. Ternyata justru orang vietnam
tempramennya lebih tinggi dan lebih agresif hingga dia bisa meluluhlantakkan
pasukan Amerika dengan pasukan-pasukannya.
Berikut ini juga bisa dihubungkan antara karakter, tipe golongan darah dan
sejarah yang selama ini telah terjadi di belahan negara-negara itu. Dengan
sejarah telah mewakili bagaimana karakter manusia pada umumnya.
ABO
and Rh blood type distribution by nation (population averages)
|
|||||||||
Country
|
Population
|
O+
|
A+
|
B+
|
AB+
|
O-
|
A-
|
B-
|
AB-
|
Australia
|
22,015,576
|
40%
|
31%
|
8%
|
2%
|
9%
|
7%
|
2%
|
1%
|
Austria
|
8,219,743
|
30%
|
37%
|
12%
|
5%
|
6%
|
7%
|
2%
|
1%
|
Belgium
|
10,438,353
|
37%
|
38%
|
7%
|
2.5%
|
7%
|
7%
|
1%
|
0.5%
|
Brazil
|
198,739,269
|
36%
|
34%
|
8%
|
2.5%
|
9%
|
8%
|
2%
|
0.5%
|
Canada
|
33,487,208
|
39%
|
36%
|
7.6%
|
2.5%
|
7%
|
6%
|
1.4%
|
0.5%
|
Denmark
|
5,500,510
|
35%
|
37%
|
8%
|
4%
|
6%
|
7%
|
2%
|
1%
|
Estonia
|
1,299,371
|
30%
|
31%
|
20%
|
6%
|
4.5%
|
4.5%
|
3%
|
1%
|
Finland
|
5,250,275
|
27%
|
38%
|
15%
|
7%
|
4%
|
6%
|
2%
|
1%
|
France
|
62,150,775
|
36%
|
37%
|
9%
|
3%
|
6%
|
7%
|
1%
|
1%
|
Germany
|
82,329,758
|
35%
|
37%
|
9%
|
4%
|
6%
|
6%
|
2%
|
1%
|
Hong Kong
|
7,055,071
|
40%
|
26%
|
27%
|
7%
|
0.31%
|
0.19%
|
0.14%
|
0.05%
|
Hungary
|
10,198,315
|
31%
|
38%
|
18.8%
|
12.2%
|
||||
Iceland
|
306,694
|
47.6%
|
26.4%
|
9.3%
|
1.6%
|
8.4%
|
4.6%
|
1.7%
|
0.4%
|
India
|
1,166,079,217
|
36.5%
|
22.1%
|
30.9%
|
6.4%
|
2.0%
|
0.8%
|
1.1%
|
0.2%
|
Ireland
|
4,203,200
|
47%
|
26%
|
9%
|
2%
|
8%
|
5%
|
2%
|
1%
|
Italy
|
60,742,397
|
40%
|
36%
|
7.5%
|
2.5%
|
7%
|
6%
|
1.5%
|
0.5%
|
Japan
|
127,799,000
|
29.9%
|
39.8%
|
19.9%
|
9.9%
|
||||
Netherlands
|
16,715,999
|
39.5%
|
35%
|
6.7%
|
2.5%
|
7.5%
|
7%
|
1.3%
|
0.5%
|
New Zealand
|
4,213,418
|
38%
|
32%
|
9%
|
3%
|
9%
|
6%
|
2%
|
1%
|
Norway
|
5,000,000
|
34%
|
40.8%
|
6.8%
|
3.4%
|
6%
|
7.2%
|
1.2%
|
0.6%
|
Poland
|
38,482,919
|
31%
|
32%
|
15%
|
7%
|
6%
|
6%
|
2%
|
1%
|
Portugal
|
10,707,924
|
36.2%
|
39.8%
|
6.6%
|
2.9%
|
6.0%
|
6.6%
|
1.1%
|
0.5%
|
Saudi Arabia
|
28,686,633
|
48%
|
24%
|
17%
|
4%
|
4%
|
2%
|
1%
|
0.23%
|
South Africa
|
49,320,000
|
39%
|
32%
|
12%
|
3%
|
7%
|
5%
|
2%
|
1%
|
Spain
|
48,125,002
|
36%
|
34%
|
8%
|
2.5%
|
9%
|
8%
|
2%
|
0.5%
|
Sweden
|
9,433,875
|
32%
|
37%
|
10%
|
5%
|
6%
|
7%
|
2%
|
1%
|
Taiwan
|
24,000,000
|
43.9%
|
25.9%
|
23.9%
|
6.0%
|
0.1%
|
0.1%
|
0.01%
|
0.02%
|
Turkey
|
76,805,524
|
29.8%
|
37.8%
|
14.2%
|
7.2%
|
3.9%
|
4.7%
|
1.6%
|
0.8%
|
United Kingdom
|
61,113,205
|
37%
|
35%
|
8%
|
3%
|
7%
|
7%
|
2%
|
1%
|
Ukraine
|
45,706,120
|
~40%
|
~10%
|
||||||
United States
|
307,212,123
|
37.4%
|
35.7%
|
8.5%
|
3.4%
|
6.6%
|
6.3%
|
1.5%
|
0.6%
|
(total
population = 2,261,025,244)
|
36.44%
|
28.27%
|
20.59%
|
5.06%
|
4.33%
|
3.52%
|
1.39%
|
0.45%
|
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Blood_type
J. Kesimpulan
Berdasarkan semua paparan yang telah saya paparkan, maka saya secara
pribadi menyimpulkan bahwa:
1. Sifat dan karakter yang didasarkan atas golongan darah adalah hal yang
tidak ilmiah yang dipaksakan dalam dunia ilmiah karena belum bisa dibuktikan
secara ilmiah dengan beberapa syarat keilmiahannya.
2. Sifat dan karakter yang didasarkan atas golongan darah adalah sebuah rekayasa
perdukunan dan paranormal.
3. Oleh karena termasuk alat untuk meramalkan sesuatu dan tidak masuk
dalam kategori ilmiah, maka Sifat dan Karakter berdasarkan Golongan darah
adalah suatu hal yang “dikhawatirkan” masuk ke dalam lembah kesyirikan.
J. Saran
Maka untuk mengambil sebuah jalan aman sebaiknya dihindari mengingat
hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah Shalallhu ‘alaihi wasallam yaitu,
“Tinggalkan apa yang meragukanmu dan bergantilah kepada apa yang tidak
meragukanmu.[25]” dan
dari Abu Abdillah An-Nu’man ibn Basyir radhiyallahu ‘anhu ia berkata,
“Bahwa aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya yang halal dan yang haram adalah jelas, di tengah-tengahnya
ada perkara yang samar. Barang siapa yang berhati-hati terhadap yang samar itu,
maka sesungguhnya ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya[26]...”
Sehingga
dari uraian hingga kesimpulan yang dituliskan, marilah kita
tinggalkan keyakinan akan potensi sifat-sifat manusia yang ditentukan
oleh
golongan darahnya. Yakinlah bahwa semua manusia adalah baik (pada
dasarnya),
akan tetapi faktor lingkungan, teman dan juga pendidikan lah yang
menyebabkan
dia berubah. Dan semua itu bisa berubah baik atau buruk tergantung
dengan berubahnya IMAN atas apa yang disebutkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'alahi wasallam.
Sehingga, ayuks kita pupuk iman dan takwa kita kepada Allah serta marilah kita
hanya bertawakal kepadaNya saja.
Allahu a’lam bish shawwab.
Ditulis di Malang,
11Sya’ban 1433 / 30 Juni 2012
@nd.
[1] Ibnu Katsir. 2008. Tafsir
Ibnu Katsir. Terjemahan dari Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsir,
diterjemahkan oleh Abdul Ghofar. Pustaka Imam Syafi’i: Jakarta.
[2] Dikutip dari Buku
berjudul “Jin, Sihir & Ruqyah Syar’iyyah” karya Ust. Musdar Bustamam
Tambusai Hal. 570
[3] Pada halaman 570 no
catatan kaki 606.
[4] Hal ini dialami oleh
penulis sendiri tatkala masih di bangku kuliah dan pada saat menunggu dosen
datang, seorang teman ramai dikelilingi oleh mahasiswa lainnya. Setelah saya
dekati, dia ternyata mencoba membaca guratan tangan mereka dengan sifat-sifat
orang yang punya garis tangan begini dan begitu. Saya pun ditawari untuk
dibaca, akan tetapi saya menolak dan berkata, “Apa aku bisa ngobrol denganmu
selepas pelajaran ini?” dia pun menyanggupi. Dan tatkala aku menanyakan, apa
yang menjadi dasar kamu membaca hal itu dan bisa menerkanya? dia pun menjawab
dengan pola ilmiah yaitu antara kondisi psikologi dan pertumbuhan dalam guratan
tangan manusia. Akan tetapi setelah saya lacak, tidak ada referensi satu pun
yang dapat dipercaya tentang hal itu. Maka, ini merupakan KEDUSTAAN.
[5] H.R Ahmad.
[6] Dikutip dari Q.S
Al-Baqarah: 285
[7] H.R Muslim
[8] H.R Abu Dawud dengan
sanad sahih.
[9] Musdar B.T. 2010. Buku
Pintar Jin, Sihir & Ruaqyah Syar’iyyah. Pustaka Al-Kautsar: Jakarta, h:
461.
[10] Karena di Primbon Jawa
pun ada dituliskan beberapa ajaran persis Feng Sui
[11] Ilmu yang didapat dari
hanya memikirkan sesuatu yang satu dan memikirkan sesuatu yang lain, kemudian
dihubung-hubungkan tanpa kaidah ilmu sayr’I dan jauh dari hal ilmiah.
[12] Karena pada hakekatnya
Adam diciptakan dari tanah dan Hawa dari tulang rusuk Adam. Namun setelah mereka,
manusia diciptakan dari air (mani) yang bercampur (ovum dan darah) kemudian
campuran itu dibentuk oleh Allah Ta’ala sesuai kehendakNya.
[13] H.R Bukhari. Yang
dimaksud berdua adalah orang Anshar yang bertemu dengan Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam.
[14] Merujuk pada pernyataan
para ulama, bahwa Al-Qalb adalah sesuatu yang berbolak-balik.
[15] H.R Bukhari & Muslim
[16] Hal ini sangat banyak web-web
baik free (bentuk blog) maupun resmi dan mudah ditemukan di Google
[17] Ini merupakan Hadits
Qudsi.
[18] H.R Muslim. Diriwayatkan
pula dalam Hadits Arbain karya Imam Nawawi No. 24.
[19] H.R Muslim
[20] Beberapa blog maupun
website resmi banyak ditemukan di internet tentang hal ini
[21]diambil dari “kualamadu.wordpress.com/2012/04/04/golongan-darah-karakter-manusia/” (Saya sarankan tidak
dibuka)
[22] Widiatmoko, dkk, 2006,
dalam
http://ima-k--fst08.web.unair.ac.id/artikel_detail-35414-Umum-simulasi%20ramalan%20cuaca%20di%20padang.html.
[23] HR. Bukhari
[24]
dirujuk dari http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah
[25] H.R Timridzi dan Nasa’i.
Timridzi menyatakan hadits ini adalah Hasan Sahih dan dinyatakan dalam Hadits
Arba’in Imam Nawawi nomor 11
[26] H.R Bukhari & Muslim
dinyatakan dalam Hadits Arba’in An-Nawawi nomor 6
siiip ... setuju...
BalasHapusBANDUNG Paris van Java With Love: CETAK KARTU UNDANGAN BERBETUK KALENDER